KETIKA CINTA TAK BERPIHAK
Di suatu minggu pagi, matahari mulai bersinar terik seorang pemuda berdiri di bawah sebuah pohon yang daunnya agak rindang. Pemuda tersebut bernama Armin, seseorang yang masih menunggu akan kedatangan seseorang yang sangat dia harap tuk datang. Seseorang yang dia tunggu adalah Sinta, gadis cantik pujaan hatinya.
Waktu pun kian berlalu, tak terasa jam tanganya pun sudah menunjukkan pukul 11.00 siang. Dia pun masih menunggu, walau pun rasa untuk percaya akan kedatangannya sudah hampir pupus, namun dia tetap mencoba menunggu. Sejam kemudian, Armin pun pergi karena dia rasa sudah tak ada gunanya dia menunggu, mungkin semua rasa yang ada di hatinya hanya mimpi belaka. Janji yang dulu pernah terucap hanya bualan pada masa lalu. Dan saat itu, dia tak pernah berharap lagi akan sebuah janji dari seseorang.
Hari kian berganti, Armin kembali menjalani rutinitasnya. Sampai pada suatu hari dimana dia menerima telepon dari temannya yang bernama Alo. Alo adalah teman Armin sejak kecil, namun mereka terpisah sejak kedua orang tua mereka pindah rumah. Akan tetapi komunikasi diantara mereka tetap berjalan lancar dan tak ada masalah apapun. Sampai tiba hari ini, hari yang sangat di benci Armin, dimana dia harus mengorbankan antara cinta dan sahabat. Jika dia boleh meminta pada tuhan, dia ingin sekali hari ini terlewati. Dan tak ada hari-hari seperti ini lagi, tak ada masalah seperti ini lagi dan takkan ada hati yang harus terluka.
Dia pun pernah berpikir jika dia dapat mengulang atau kembali ke masa lalu, dia ingin bisa tuk tak jatuh cinta pada Sinta, gadis sederhana namun cantik hatinya, yang membuat semua laki-laki menginginkan dia, termasuk Armin dan Alo. Namun ternyata Sinta lebih memilih Armin, pemuda yang penampilannya biasa-biasa aja, dibanding Alo pemuda kaya yang punya segalanya dan yang bisa mewujudkan segala keinginannya. Dan berawal dari inilah masalah Armin dan Alo dimulai, rasa persahabatan yang dulu pernah ada, kini sudah sirna semuanya karena cinta.
Di tengah perbincangan telepon antara Armin dan Alo yang nadanya mulai memanas, Alo menutup telepon tersebut ditengah perbincangannya dengan Armin yang membuat Armin semakin kacau. Di tengah suasana hatinya yang sangat tak karuan, Armin pun berharap agar dapat kembali seperti dulu, disaat tertawa bersama, bermain dan merasakan indahnya persahabatan namun rasa cinta dihatinya pada Sinta sulit untuk dihapus, sulit melupakan indahnya melihat senyumnnya dan sulit nantinya untuk menyembuhkan rasa kehilangan dihatinya. Namun setelah berpikir dengan matang, dia pun pergi mencari Alo agar masalah ini segera dapat diselesaikan dengan maksud agar tak ada hati yang tersakiti.
Di tengah perjalanan menuju rumah Alo, dia hanya diam dan memirkan kata apa yang harus diucapkan dan apa yang harus dilakukannya. Terbesit di pikiranya, apakah ini kenyataan ? apakah ini takdir ? atau apakah ini karma yang harus di terimanya ? . Mengapa ini tidak seperti sebuah sinetron, yang dimana tokohnya mengorbankan cinta untuk sahabatnya namun sahabatnya mau mengerti dan mengalah ?, dan kenapa itu tak terjadi padaku ? . Disepanjang perjalanan dia hanya memikirkan pertanyaan-pertanyaan tersebut yang semakin membuat hatinya galau dan semakin membuat pikirannya kalut. Waktu yang ditunggu Armin pun tiba, dia telah sampai di rumahnya Alo. Kakinya berat tuk melangkah dan niatnya pun mulai gundah.
Akhirnya setelah berjalan beberapa langkah, Armin keterkejutan menyelimuti dirinya dan dia pun membalikan badannya setelah melihat apa yang dia sendiri tidak mempercayainya. Semua niat dihatinya untuk mengalah demi cinta pupus sudah. Ternyata selama ini, cinta yang dia jalani dengan setulus hatinya hanya fatamorgana semata. Cinta yang dimilikinya hanya status palsu untuknya. Sahabat yang dia kira adalah orang baik yang takkan berbuat seperti itu, dan juga kekasihnya yang dia duga merupakan gadis baik dan setia hanya topeng semata, dibalik itu semua terlihat iblis-iblis yang penuh dengan kelicikannya. Armin pun pergi dengan langkah gundah.
Dari lain sisi, Alo yang sedang duduk bermesraan dengan Sinta kekasih Armin, melihat Armin yang beranjak pergi setelah melihat dia sedang berdampingan bersama Sinta, segera bangkit dan berlari tuk mengejar Armin yang diikuti oleh langkah-langkah kaki dari Sinta. Dia pun nepuk dan membalikkan tubuh Armin sambil mencoba menjelaskan kepada Armin, “ min, ini ga seperti yang Lo pikirin…, gua ma Sinta ga ada apa-apa..” mencoba tuk meyakinkan. “ lo kira ini sinetron Al, gua langsung percaya ama lo Al . . . Gua bukan anak kecil Al, yang bisa lo tipu “ sahut Armin dengan nada kecewa. “ Al, lo sebenarnya ga perlu pura-pura tuk marah ama gua, kalo elu emang udah jadian ama dia, elu tinggal bilang ama gua . . . apa susahnya sih ? dan lu Sinta yang gua pikir cewek yang pantas tuk gua banggakan ternyata lu ga lebih dari sampah yang telah merusak semua impian dihati . . .” kata Armin dengan emosi yang tak bisa ditahannya lagi. Setelah berkata sepeti itu Armin pun pergi dan batu-batu kecil di sepanjang jalan pun menjadi sasaran luapan emosinya,dan hanya meninggalkan mereka berdua yang diselimuti sunyi. Namun setelah beberapa langkah Armin membalikkan badannya, “ semoga kalian bahagia ya !“kata Armin sambil tersenyum dan air mata menemani senyumannya. Dia pun beranjak pergi dan menghilang dikejauhan, Alo hanya bisa diam menunduk dan merasakan penyesalan sedangkan Sinta hanya menangis sedih tak tahu harus bagaimana.
Seminggu kemudian datang sebuah surat tanpa pengirim yang tiba dirumah Alo. Saat itu Alo sedang cekcok dengan Sinta, Alo pun membuka surat tersebut dan duduk lesu setelah membaca surat tersebut dan Sinta yang penasaran dengan isi surat tersebut mengambilnya dari tangan Alo dan membacanya.
dear my best friend and my girl
ketika cinta tak lagi indah, ketika cinta tak lagi membuat bahagia. Namun cinta kini datang dengan duka, yang menusuk sakit di hati . . .
aku tahu cinta itu butuh pengorbanan, namun kenapa itu menghancurkan persahabatan dan terasa menyakitkan saat kau tahu cintamu terselimuti kepalsuan. Apakah cinta itu hanya batasan tipis antara suka dan duka? Apakah semua cinta begini ? harus ada yang tersakiti bahkan mati . . .
namun satu yang kutahu pasti ketika cinta memang dipaksakan dan hanya bertepuk sebelah tangan akan membuat hati terluka dan merana, dan satu yang ku pinta padamu Alo sahabatku . . . ,
“ jagalah dia dengan seluruh cintamu, karna ku tak ingin yang wanita yang kusuka menangis walau dia tak lagi di hati . . . “
Your best friend,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar